Makanan istimewa itu namanya bakso. Aku pernah, sangat suka bakso. Sekarang sih suka aja.
Waktu kecil bakso adalah jajanan favorit kami. Di kala susah, semangkuk bakso, jadi lauk bagi kami, dibagi enam. Bakso di Sidoarjo, di daerah kelahiranku, termasuk murah. Isinya biasanya mie - bisa mie kuning bisa juga bihun atau soun, atau ada yang suka semua, campur aja -, pentol (di jakarta disebut baso) yang umumnya terbuat dari daging sapi, kata orang-orang yang lebih murah yang oplosan - dengan daging ayam - (ada penthol alus ada penthol kasar), irisan kol, bahkan sawi, tahu goreng, tahu rebus, tahu goreng isi pentol - atau aci - atau tahu goreng aja, somay - ada juga somay bungkus kol, yummy - dan goreng (bukan gorengan ya nyebutnya, ada yang bulat kenyal ada yang ala ala pangsit ada yang ala ala dimsum -.
Seringkali kalau aku lagi sakit, aq malas makan, aku maunya dibelikan bakso. Makan bakso aja, pedes, keringetan deh. Terus minumnya teh anget, masyaAllah nikmaaat. Pernah aku sedang sakit. Mamaku mau ke pasar, nitip apa, ben arep mangan (biar mau makan), aku minta baksolah. Eh, dibelikan bakso yang ada acarnya, dan acarnya sudah dicampur di baksonya, aku ga doyan. Aku kalau sakit atau ga enak badan, maunya makanan rasa original, wkwkwk. Ealah, secara mama uangnya pas pas an. Yah, tadinya mau bujuk aq supaya mau makan, eh malah aq ngambeg, malah diomelin aku tuh. Wes langsung sembuhlah. Ga juga sih wkwkwkw. Saking sayangnya mama aku ke anaknya, walau anak dia enam, dia sayang semua, sayang banget. Makanya dia itu jumpalitan buat kita, hiks sedih aq tuh belum bisa bahagiakan dia sampai seumur ini. Besoknya dibelikan lagi, yang original, yang enak malah. Tambah enak soalnya mamaku senyum senang anaknya doyan hehe.
Waktu sekolah, jajanku (orang bilang jajan, kalau aku ya makan, dan memang aku sangat jarang makan nasi, sehari sekali atau bahkan beberapa hari sekali hehe) paling istimewa ya bakso. Kadang demi bisa ngebakso, ya jajannya dua atau tiga hari sekali. Dikumpulin dulu, biar bisa beli bakso. Secara duit jajan yang receh itu, suka abis buat fotokopi atau semacamnya hehe. Di sekolah, dari SD sampai kuliah pun aq punya warung favorit, di deretan kantin. Yah, ke situ doang lah beli baksonya. Cirinya, murah, sedap, sama royal sambelnya wkwkwkw, bahkan ada warung yang selalu sediain jeruk nipis. Kalau aq datang, ditawari, mau seberapa potong hehe.
Aq itu ratu pedas, ga ada levelnya (sebelum aku kena gerd sekarang-sekarang ini). Kata teman, ampe disebut makan sambel pake bakso wkwkwkwk. Beneran kalian bakal melongo, apalagi kalau udah nyicipin ramuan mangkok sambalq wkwkwkwk. Melotot malah hehe. Pernah waktu SMA, saking penasarannya, temen aq liat mangkuk aq yang kuahnya merah, pas dia tanya itu sambal aja, ga pake saos, waktu aku iyain, dia ampe beraniin nyicip, abis tuh bibir sama muka dia memerah, kapok kata dia, entah dia minum habis berapa gelas lepas itu. Senyum senyum heran dia sama menu aku hehe. Temen kuliahku sampe hapal, ga minta mangkuk sambal dulu, ga ngeracik sambal dulu hehehe. Buat yang penasaran resep dahsyatnya, bisa DM aq (ciyee yang baru punya IG wkwkwkwk).
Waktu aku kerja di jakarta, aku heran dan sedih. Bakso di jakarta, banyak banget yang jual, tapi sepi. Variasinya cuma penthol, bakso besar, bakso kecil, bakso alus, bakso urat, bakso isi daging cincang, bahkan yang terhype saat ini bakso lobster (woy mau makan bakso apa mau makan lobster, bentuknya gtu, lobster diisi adonan bakso) and so on yang intinya, penthol thok isine wkwkwkwk. Ternyata di Jakarta, yang mirip bakso di Sidoarjo adalah bakso malang saudara saudara, mirip yo, tapi tetep rada bedho. Padahal di Sidoarjo iku jenenge bakso, nek yang banyak isinya ga pake mi ga pake sayur justru itu yang ada embel-embelnya, Malang, yaitu bakwan Malang. Dan ternyata saudara-saudara bakwan di sini itu, adalah othe-othe yang kita kenal di Sidoarjo. Wis bingung durung dengan penjelasan tadi? Kalau sudah bingung, baguslah, 'tak lanjutkan' (kata 'tak' di sini berasal dari kata 'dak', yang maksudnya 'dilakukan' bukan 'tidak', jadi artinya 'aku lanjutkan ya')
Ada satu lagi peristiwa unik tentang bakso ini saudara-saudara, yaitu saat aku hamil anak pertama. Aku sangat sangat tidak suka bakso. Baunya aja, memualkan hehehe. Kukira cuma di trimester awal, ternyata sampai aq melahirkan. Lumayan mau waktu pulang kampung, makan bakso di Sidoarjo. Tapi ya itu, rasanya tidak senikmat sebelum aq hamil anak pertama ini. Bahkan sekarang aq sudah tidak segila dulu terhadap yang namanya bakso. Biasa aja. Enakan tempe penyet sambel bawang dimakan dengan nasi anget. Dan pemirsa, aku mulai doyan nasi justru saat hamil anak pertama itu, unik ya. Mulai suka yang tidak terlalu kusuka, dan mulai tidak terlalu suka yang sangat kusuka.
Selain bakso, ada juga cerita panjang namun sekelumit, tentang mie instan, mie ayam bahkan lumpia, dan lain-lain. Ketemu lagi ya di kisah nyata yang berflower selanjutnya.
28Agustus2020